material beton

Beton

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/58/Concrete_pouring_0020.jpg/270px-Concrete_pouring_0020.jpg

http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png

Menaruh sebuah lantai beton untuk bangunan komersial

Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air.

Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot (eng: shotcrete), beton fiber, beton berkekuatan tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi, beton mampat sendiri (eng: self compacted concrete) dll.

Semen

.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/35/Throwel_in_a_bucket.JPG/200px-Throwel_in_a_bucket.JPG

http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png

Semen di dalam ember.

Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di China yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton

Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/99/BlueCircleSouthernCementBerrimaNSW.JPG/200px-BlueCircleSouthernCementBerrimaNSW.JPG http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/98/Cement_mixers.jpg/200px-Cement_mixers.jpg

http://id.wikipedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png

Pabrik semen di Australia. Pengaduk semen sederhana.

Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton - insinyur asal Inggris - menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris.

Sebenarnya, adonan Aspdin tak beda jauh dengan Smeaton. Dia tetap mengandalkan dua bahan utama, batu kapur (kaya akan kalsium karbonat) dan tanah lempung yang banyak mengandung silika (sejenis mineral berbentuk pasir), aluminium oksida (alumina) serta oksida besi. Bahan-bahan itu kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi sampai terbentuk campuran baru.

Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat ini menempati sebanyak 60%-80% dari volume mortar atau beton. Meskipun hanya sebagai bahan pengisi, tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat mortar atau beton. Bentuk, tekstur, dan gradasi agregat mempengaruhi sifat pengikatan dan pengerasan beton segar. Sedangkan sifat fisik, kimia, dan mineral mempengaruhi kekuatan, kekerasan dan ketahanan dari beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian yang penting dalam pembuatan mortar atau beton.

Maksud penggunaan agregat di dalam campuran beton ialah:

1. Menghemat penggunaan semen portland

2. Menghasilkan beton dengan kekuatan besar

3. Mengurangi penyusutan pada pengerasan beton

4. Dengan gradasi agregat yang baik dapat tercapai beton padat

5. Sifat mudah dikerjakan (wokabilitas) dapat diperiksa pada adukan beton dengan gradasi yang

baik.

a. Agregat Halus

Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam hasil disintegrasi alami dari batu-batuan (natural sand) atau berupa pasir buatan yang dihasilkan dari alat-alat pemecah batuan (artificial sand) dengan ukuran kecil (0,15-5 mm). Agregat halus harus memenuhi persyaratan gradasi agregat halus yang telah ditentukan.

Persyaratan gradasi agregat halus dapat dilihat dalam tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Prasyaratan gradasi agregat halus ASTM C 33-74a Ukuran saringan (mm)

Persentase lolos (%)

9,50

4,75

2,36

1,18

0,60

0,30

0,15

100

95-100

80-100

55-85

25-60

10-30

2-10

b. Agregat Kasar

Agregat kasar didefinisikan sebagai butiran yang tertahan saringan 4,75 mm (No.4 standart ASMT). Agregat kasar sebagai bahan campuran untuk membentuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil ialah bahan yang terjadi sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan, sedangkan batu pecah ialah bahan yang diperoleh dari hasil pemecahan batu yang paling besar. Agregat kasar juga harus memenuhi persyaratan gradasi agregat kasar yang telah ditentukan.

Persyaratan gradasi untuk agregat kasar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Persyaratan gradasi agregat kasar ASTM C 33-74a Ukuran saringan (mm)

Persentase lolos (%)

25

19

12,5

9,5

4,75

2,36

95-100

-

25-60

-

0-10

0-5

Air

Air merupakan bahan yang penting dalam pembuatan beton, karena air diperlukan untuk bereaksi dengan semen. Air juga diperlukan untuk menjadi pelumas antara butir-butir agregat agar mudah dikerjakan. Menurut Kole dan Kusuma (1993), semen dapat mengikat air sekitar 40% dari beratnya. Dengan kata lain, air sebanyak 0,4 dari berat semen sudah cukup untuk membuat seluruh semen berhidrasi. Campuran air yang berlebihan dapat menurunkan kualitas beton. Pada beton, semen dan air yang berupa pasta akan mengikat agregat . Ruang yang tidak ditempati butiran semen maupun agregat akan berupa rongga yang berisi air dan udara. Rongga-rongga yang terbentuk akan tetap tinggal ketika beton telah mengeras, yang berakibat pada penurunan kualitas beton.

Air diperlukan pada pembuatan beton agar terjadi reaksi kimia dengan semen untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran agar mudah pengerjaannya, umumnya air minum dapat dipakai untuk campuran beton (Nawy,1998).

Selain air dibutuhkan untuk reaksi pengikat, dipakai pula sebagai perawatan sesudah beton dituang, dan keasaman tidak boleh pHnya > 6, juga tidak boleh terlalu sedikir mengandung kapur (Gideon, Kole&Sagel, 1993)

Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan kualitas air sebagai berikut (Kardiyono, 1992):

1. Tidak mengandung lumpur (benda melayang lainnya) lebih dari 2 gram/liter.

2. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter.

3. Tidak mengandung kolorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.

4. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.

Bahan Baku Pembuatan Semen

BATU KAPUR

Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit tanah liat, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya.

Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning

TANAH LIAT

Komponen utama pembentuk tanah liat adalah senyawa Alumina Silikat Hidrat

Klasifikasi Senyawa alumina silikat berdasarkan kelompok mineral yang dikandungnya :

Kelompok Montmorilonite

Meliputi : Monmorilosite, beidelite, saponite, dan nitronite

Kelompok Kaolin

Meliputi : kaolinite, dicnite, nacrite, dan halaysite

Kelompok tanah liat beralkali

Meliputi : tanah liat mika (ilite)

Pasir Besi dan Pasir Silikat

Bahan ini merupakan Bahan koreksi pada campuran tepung baku (Raw Mix)

Digunakan sebagai pelengkap komponen kimia esensial yang diperlukan untuk pembuatan semen

Pasir Silika digunakan untuk meneikkan kandungan SiO2

Pasir Besi digunakan untuk menaikkan kandungan Fe2O3 dalam Raw Mix

Gypsum ( CaSO4. 2 H2O )

Berfungsi sebagai retarder atau memperlambat proses pengerasan dari semen

Hilangnya kristal air pada gipsum menyebabkan hilangnya atau berkurangnya sifat gipsum sebagai retarder.

Kandungan

Kandungan kimia

  • Trikalsium Silikat
  • Dikalsium Silikat
  • Trikalsium Aluminat
  • Tetrakalsium Aluminofe
  • Gipsum

Langkah Utama Proses Produksi Semen adalah:

  1. Penggalian/Quarrying:Terdapat dua jenis material yang penting bagi produksi semen: yang pertama adalah yang kaya akan kapur atau material yang mengandung kapur (calcareous materials) seperti batu gamping, kapur, dll., dan yang kedua adalah yang kaya akan silika atau material mengandung tanah liat (argillaceous materials) seperti tanah liat. Batu gamping dan tanah liat dikeruk atau diledakkan dari penggalian dan kemudian diangkut ke alat penghancur.
  2. Penghancuran: Penghancur bertanggung jawab terhadap pengecilan ukuran primer bagi material yang digali.
  3. Pencampuran Awal: Material yang dihancurkan melewati alat analisis on-line untuk menentukan komposisi tumpukan bahan.
  4. Penghalusan dan Pencampuran Bahan Baku: Sebuah belt conveyor mengangkut tumpukan yang sudah dicampur pada tahap awal ke penampung, dimana perbandingan berat umpan disesuaikan dengan jenis klinker yang diproduksi. Material kemudian digiling sampai kehalusan yang diinginkan.
  5. Pembakaran dan Pendinginan Klinker: Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan arah. Kalsinasi parsial terjadi pada preheater ini dan berlanjut dalam kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100 °C.
  6. Penghalusan Akhir: Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1 dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan dengan pipa menuju silo semen.

Jenis semen

No.SNI

Nama

SNI 15-0129-2004

Semen portland putih

SNI 15-0302-2004

Semen portland pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

SNI 15-2049-2004

Semen portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

SNI 15-3500-2004

Semen portland campur

SNI 15-3758-2004

Semen masonry

SNI 15-7064-2004

Semen portland komposit

Jenis-Jenis semen

Semen Portland (Portland Cement)

Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang ditambahkan pada penggilingan akhir.Semen portland adalah semen yang diperoleh dengan menghaluskan terak yang terutama terdiri dari silikat-silikat, calsium yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan biasanya gypsum.

Tipe-tipe semen portland:

1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)

Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004
American Standard : ASTM C 150-04a
European Standard : EN 197-1:2000

Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hiderasi, dan sebagainya. Semen ini mengandung 5 % MgO dan 2,5 -3% SO3.

2. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004
American Standard : ASTM C 150-04a

Semen ini digunakan untuk bahan konstruksi yang memerlukan sifat khusus tahan terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 % Al2O3, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.

3. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)

Semen ini merupakan semen yang digunakan biasanya dalam keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen ini memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I dan tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan kalor. Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO, 40% C2S dan 15% C3A.

4. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)

Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S dan C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun dari 6,5 % MgO, 2,3 % SO3, dan 7 % C3A.

5. Tipe V (Super Sulphated Cement)

Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004
American Standard : ASTM C 150-04a

Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat pengeboran lepas pantai, pelabuhan, dan terowongan. Komposisi komponen utamanya adalah slag tanur tinggi dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5% terak portland cement , 6 % MgO, 2,3 % SO3, dan 5 % C3A.

Semen portland pozolan

suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland

dengan pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan

pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan

bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan

6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan. Semen ini mengandung senyawa silika dan alumina dimana bahan pozzolona sendiri tidak memiliki sifat seperti semen, akan tetapi bentuk halusnya dan dengan adanya air, senyawa-senyawa tersebut membentuk kalsium aluminat hidrat yang bersifat hidraulis. Bahan pozzolan tersusun atas 45-72 % SiO2, 10-18 % Al2O3, 1-6 % Fe2O3, 0,5-3 % MgO, 0,3-1,6 % SO3.

bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat

mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air,

senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar

membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen

Jenis dan penggunaan

a. Jenis IP-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan

pembuatan adukan beton.

b. Jenis IP-K yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan

pembuatan adukan beton, semen untuk tahan sulfat sedang dan panas hidrasi sedang.

c. Jenis P-U yaitu semen portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan

beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi.

d. enis P-K yaitu semen porland pozolan yang dapat dipergunakan untuk pembuatan

beton dimana tidak disyaratkan kekuatan awal yang tinggi, serta untuk tahan sulfat sedang

dan panas hidrasi rendah.

Syarat kimia (jenis IP-U dan IP-K)

Jenis uji Satuan IP – U IP - K

1 MgO % maks. 6,00 maks. 6,00

2 SO3 % maks. 4,00 maks. 4,00

3. Hilang pijar % maks. 5,00 maks. 5,00

Semen portland komposit

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004
European Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N & 42.5 R)

PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Jenis I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Jenis I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.

bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan bersama-sama terak semen portland dan gips

dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen

portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak

tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat, batu kapur, dengan kadar total

bahan anorganik$ 6% - 35 % dari massa semen portland komposit. Semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum seperti: pekerjaan beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.


SEMEN TRASS

Semen yang dihasilkan dengan menggiling campuran antara 60 %– 80 % trass atau tanah yang berasal dari debu gunung berapi yang serupa dengan pozzolona dengan menambah CaSO4.

Semen Alumina (Alumina Cement)

Pembuatan semen alumina kadar alumina 50-60% pemakaiannya lebih luas dibanding semen fondu atau semen alumina putih, karena suhu aplikasinya moderat (1400-1600 0C) dan pembakarannya tidak sampai melebur sempurna.

Komposisi campuran bauksit dan batu kapur dihitung berdasarkan perbandingan antara kadar Al2O3 dan CaO dalam campuran (harga sekitar 1-3,54), perbandingan itu mempengaruhi sifat thermal dalam proses pembakaran kalsium oksida.

Komposisi bahan baku bauksit (57,5-62,5%) dan kapur padam (37,7-42,5%) setelah dibakar pada suhu 1400 0C, menghasilkan semen alumina dengan komponen dominan mineral calsium aluminate (CA), sifat utamanya kecepatan hidrasi cukup baik yaitu waktu ikat awal kurang dari 6 jam dan waktu ikat akhir kurang dari 2 jam, kekuatan ikatan dengan air masih kurang tinggi, kadar alumina dalam semen 47,64-55,30% dengan temperatur lunak 1400-1490 0C.

Perbaikan sifat-sifat semen alumina hasil penelitian diperkirakan masih dapat ditingkatkan dengan menaikkan suhu sintering antara 1400-1450 0C, dan memperlambat waktu pendinginan agar pertumbuhan kristal mineral CA dalam semen dapat dipercepat.

Komponen lain yang terbentuk dapat mempengaruhi sifat semen ketika bercampur dengan air, yaitu Cl2A7 (mudah terhidrasi dan pengikatan terhadap air sangat cepat), CA2 (semen menjadi sangat lambat terhidrasi pada suhu kamar dan menjadi cepat bila terdapat slurry kapur/larutan yang pHnya tinggi), C2S (menghambat kecepatan pengikatan air bila kadar SiO2 dalam massa campuran bauksit-kapur >5%), C4AF atau C6AF (memperlambat kecepatan hidrasi, terjadi bila kadar SiO2 dalam campuran bauksit-kapur <5%).

Semen Slag (Slag Cement)

Semen slag ini dikenal 2 macam tipe, yaitu

1. Eisen portland cement

Yaitu semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran 60% terak portland dan 40 % butir-butir slag tanur tinggi.

2. Hogh Ofen Cement

Semen yang dihasilkan dari penggilingan campuran yang mengandung 15 – 19 % terak portland cement dan 41 – 85 % butir –butir slag dengan penambahan CaSO4.

Semen Alami (Natural Cement)

Semen alam ini dihasilkan dari kerang batu kapur yang mengandung tanah liat seperti komposisi semen di alam. Material ini dibakar sampai suhu pelelehannya hingga menghasilkan terak. Kemudian terak tersebut digiling menjadi semen yang halus. Dalam pemakaiannya dicampur dengan semen portland.

Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement)

American Standard : API Spec 10A Class G-HSR

Oil Well Cement (OWC) digunakan untuk penyekat pada pengeboran sumur minyak. Oleh karenanya semen jenis ini juga disebut semen sumur minyak.

Sumur-sumur minyak atau gas dibuat dengan mengebor lubang ke dalam tanah / bumi dengan kedalaman ratusan sampai dengan 20.000 kaki (sekitar 7.000 meter). Pipa besi yang disebut casing ditempatkan pada lubang sumur dan semen dipompa ke bawah melalui pipa tsb.

Sewaktu semen terpompa keluar melalui dasar casing tsb. dan kembali ke permukaan melalui bagian luar casing, ia akan membentuk ikatan kritis antara bagian luar casing dengan dinding sumur yang telah dibor. Ikatan ini akan melindungi minyak, gas dan air bawah tanah sehingga tidak bercampur di dalam sumur tsb.

Kekokohan semen tergantung pada serangan sulfat dengan kadar, suhu dan tekanan yang tinggi selama proses pemompaan berlangsung. Dikarenakan keharusan waktu pemekatan yang ketat, maka OWC diproduksi dengan standar mutu yang ketat sesuai dengan standar API (American Petroleum Institute).

Semen ini digunakan pada temperatur dan tekanan tinggi, sering dijumpai pada penggunaan pengeboran minyak atau digunakan untuk pengeboran air tanah artesis. Semen ini merupakan semen portland yang dicampur dengan retarder untuk memperlambat pengerasan semen seperti lignin, asam borat, casein, dan gula.

Semen Masonry

Semen Masonry dibuat dengan menggiling campuran terak semen portland dengan batu kapur, batu pasir, atau slag dengan perbandingan 1 : 1. Semen ini digunakan untuk plesteran, pemasangan bata, dan keramik.

Semen Portland Putih

Indonesian Standard : SNI 15-0129-2004

American Standard : ASTM C 150-04a

White Portland Cement (WPC) / Semen Portland Putih merupakan jenis semen bermutu tinggi. Semen Portland Putih terutama digunakan untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan arsitektur, precast dan beton yang diperkuat dengan fiber, panel, permukaan teraso, stucco, cat semen, nat ubin / keramik serta struktur yang bersifat dekoratif.

Semen Portland Putih dibuat dari bahan-bahan baku pilihan yang rendah kandungan besi dan magnesium oksidanya (bahan-bahan tsb. menyebabkan semen berwarna abu-abu). Derajat keputihannya diukur menurut standar yang berbeda-beda, namun mutu Semen Portland Putih ITP mencapai angka sekitar 85 dengan menggunakan metode Kett C-1. Semen Portland Putih dapat juga digunakan untuk proses konstruksi pada umumnya dan saat ini merupakan satu-satunya Semen Portland Putih produksi dalam negeri.

Portland cement yang memiliki warna keabu-abuan, warna ini disebabkan oleh kandungan oksida silika pada portland cement tersebut. Jika kandungan oksida silika tersebut dikurangi 0,4 %, maka warna semen portland berubah menjadi warna putih.

Pabrik semen di Indonesia

Bahan tambahan (Additive Materials)

Bahan tambahan yaitu gipsum, yang ditambahkan pada saat pembuatan semen sedang berlangsung, dicampurkan pada klinker atau ditambahkan pada raw-mix. Komposisi gipsum dalam semen yaitu

sekitar 4%-6% dari keseluruhan bahan semen dan bahan ini dapat mengandung sulfat (SO4).

Bahan-bahan mentah untuk semen tersebut mempunyai komposisi berbeda untuk pembuatan semen portland, begitu pula kandungan unsur tiap bahan bakunya berbeda pula satu sama lain, dan pada

umumnya komposisi bahan pembentuk semen adalah sebagai berikut :

1. Batugamping = 70% - 75%

2. Batulempung = 15% - 20%

3. Gipsum = 4% - 6%

4. Pasirkuarsa = 0,5% - 1%

5. Pasir Besi = 0,0% - 0,5%

Kecuali pasirbesi, bahan baku semen di atas dikatagorikan sebagai mineral industri

0 komentar:

Google Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Entri Populer

About Me

Foto Saya
aulia_rinaldy
Lihat profil lengkapku

Statistik visit

Chat me

Followers

pasang iklan

Klik saya